Ibu... adalah malaikat tanpa sayap yang selalu ada di samping kita setiap waktu.
guys, kali ini gue bakal bahas tentang pentingnya menghormati ibu kalian semua. Ya memang sih kalian semua pasti tahu betapa pentingnya menghormati ibu kalian itu.. Apalagi dalam semua agama terutama agama islam menghormati ibu itu sangat penting bahkan ada pepatah surga itu ada di telapak kaki ibu. Tapi guys, jaman sekarang itu banyak banget anak yang suka marah-marah sama ibunya, membohongi ibunya cuma karena hal sepele, bahkan ada yang sampai membunuh ibu kandungnya sendiri..hiii naudzubillahimindzalik ya guys semoga kalian semua gak kaya gitu.
Guys , gue punya satu cerita (true story) buat kalian ya mudah-mudahan bisa memotivasi kalian semua supaya lebih menghormati ibu kalian.
KETIKA HATI IBU TERLUKA
Langit begitu cerah. Ramdan, remaja berseragam putih abu abu itu terus mengayuh sepedanya yang usang dan melaju dengan cepatnya. Meski terik matahari menembus pori-pori kulit, meski peluh deras membasahi tubuhnya. Ia tidak peduli. Ia terus melesat seperti memburu sesuatu. Akhirnya ia sampai di pematang sawah yang luas . Dan roda sepeda pun mulai melambat. Sepanjang pematang sawah, ia pandangi hamparan kemuning padi yang telah siap untuk dipanen. Ia lihat para petani yang sibuk memotong padi. Ia teliti satu persatu dengan seksama, adakah orang tuanya yang masih bergumul dengan padi dan panas matahari yang menusuk itu?
Ia lihat bapaknya masih sibuk menuai padi. Namun,ibunya tidak kelihatan batang hidungnya. "kemana ibu? barangkali, ibu kerumah lebih awal." pikirnya.
Setibanya di rumah yang telah reot itu, ia dapati ibunya tengah duduk sambil mengibas-ngibaskan topi caping-nya yang lebar. Peluh mengalir di dahi ibunya dan ia langsung pergi ke dapur guna menuntaskan rasa hausnya. Setelah itu, ia mencari-cari nasi karena perutnya sudah teramat lapar sejak bel pulang sekolah berbunyi. Namun Ramdan kecewa ibunya belum menyediakan nasi.
"bu perutku lapar nih! mana nasinya?" tanyanya penasaran
"ibu belum sempat masak nak, ibu baru saja pulang dari sawah! tunggu sebentar ibu akan memasak nasi goreng untukmu" jawab ibu nya sambil menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.
Ramdan yang sangat kecewa kepada ibunya yg belum sempat menanak nasi, ia pun memarahi dan protes kepada ibunya. Bahkan emosi dalam diri Ramdan tak juga reda. Ia malah menendang kaki ibunya yang mulai tua renta. Entah setan apa yang menempel dalam diri anaknya itu.
"kenapa kamu sampai menendang ibu hanya karena ibu belum sempat menanak nasi? ibu baru pulang dari sawah nak, ibu sangat lelah!" hardik Bu Aminah. (Ibu Ramdan)
"habis ibu tidak masak, aku sangat lapar bu!" Ramdan kembali membantah perkataan ibunya tanpa mau mengerti. Pada saat itulah ibunya mengeluarkan kata-kata yang menjadi nasib Ramdan.
"Durhaka kamu! Awas kesambar petir kamu!" ucap bu Aminah sewot.
Ramdan yang saat itu sangat kesal, ia pun membanting pintu rumahnya yang mulai lapuk sambil berpikir untuk pergi ke rumah temannya saja. Namun apa daya, Allah saat itu benar benar mendengar ucapan Aminah. Ketika beberapa meter baru melangkah dari rumahnya, petir dahsyatpun berbunyi. "Daaaarrrrrr!" "Daaaarrrrrr!" menggelegar dua kali. Padahal hari nampak cerah dan tidak ada tanda-tanda mau hujan. Azab itupun datang kepada Ramdan, tatkala petir ketiga menggelegar, petir itu menghantam tubuh Ramdan hingga ia meninggal dunia. Bahkan saat ia dimakamkan, Allah tidak mau menerima dia dikubur di bumi ini. Jenazah Ramdan harus dihanyutkan ke sungai karena perbuatannya kepada Ibunya.
(sumber: majalah Hidayah tahun 4 - edisi 47)
Nah Guys, gimana nih ceritanya? semoga kita gak kaya alm.Ramdan ya..
Kalau kalian semua gak percaya sama cerita ini, kalian bisa lihat aja di sumbernya. Gue dapet informasi katanya kisah itu adalah kisah mengenaskan yang pernah menghebohkan di tahun 1980. Satu kisah yang mengingatkan kita kembali tentang sakitnya hati seorang ibu ketika sang anak mendurhakainya. Ini kejadian di Kampung Permata (disamarkan) di luar Pulau Jawa yang iktibarnya meyakinkan kita bahwa posisi ibu betul-betul terhormat dan teramat mulia di sisi Allah Swt.
Menurut narasumber Hidayah, sosok Ramdan adalah anak yang mempunyai kepribadian yang pendiam , tidak banyak bicara namun ternyata ia selalu melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepada kedua orangtuanya khususnya kepada Ibunya.
guys, hal ini membuktikan bahwa untuk menendang ibu kita saja sudah mendapat azab seperti itu apalagi kita membentak, menyakiti, atau membunuh ibu kita sendiri. So guys, hormatilah ibu kalian selagi dia masih ada. Jangan sampai lo nyesel dikemudian hari. Bayangkan, mereka mengandung kita selama 9 Bulan, melahirkan kita dengan separuh nyawanya, merawat kita dengan sepenuh hati, menjaga kita mati-matian, tapi apa balasan kita kepada ibu kita? kita selalu memarahi dia, membentak dia, protes inilah itulah, selalu ingin dimanja sama mereka, atau bahkan kita melupaka ibu kita. Guys, gue tahu dalam diri seorang ibu itu hanya ingin dihargai, ingin disayangi anaknya sebagaimana dia menyayangi anaknya. Bahkan ada anak yang selalu bilang ibunya egois, selalu ngelarang buat keluar rumah, selalu marah-marah, selalu ngatur hidupnya, tapi dibalik itu semua seorang ibu hanya ingin anaknya bahagia, selalu ingin menjaga anaknya guys.
Gue, termasuk orang yang menyesal karena belum bisa bahagiain ibu gue sewaktu dia masih hidup. Gue menyesal karena gue selalu marah marah sama ibu gue pas dia masih ada di dunia ini. Setelah dia pergi, gue gak punya orang yang selalu ada buat gue dan gak punya orang yang selalu sayang setulus hati sama gue tanpa pamrih.
So guys, Hormatilah Ibu kalian selagi mereka masih ada di samping kalian. Karena sesungguhnya kasih sayang seorang ibu itu tak akan pernah pudar sampai kapanpun. :)