Posted by : Unknown
Selasa, 08 Desember 2015
Ken Kutaragi adalah seorang CEO dari Sony Computer Entertainment (SCEI) yang merupakan divisi video game Sony Corporation yang berbasis di Tokyo, Jepang. Ia merupakan penemu mesin console game PlayStation yang saat ini menjadi sebuah game console terpopuler di dunia.
Ken Kutaragi lahir pada tanggal 8 Agustus 1950 di Kota Tokyo, Jepang. Ia dilahirkan dalam keluarga yang tergolong biasa saja, keluarganya hanya mengelola bisnis sebuah pabrik percetakan di kota tersebut. Sejak kecil ia sudah mengembangkan kemampuan mekaniknya di pabrik tersebut.
Waktu kecil ia dikenal sebagai anak yang rajin dan pintar, saat disekolah ia digambarkan sebagai murid yang selalu mendapatkan nilai 100. Ia juga dikenal sebagai anak yang suka mengutak-atik barang mekanik, ia suka membuka mainan miliknya dan melihat bagaimana mainan itu bekerja.
Berawal dari sifat ingin tahunya tersebut, akhirnya membawa ketertarikan pada elektronika hingga dewasa, dengan alasan itu pula ia belajar dan lulus dari Denki Tsushin University mengambil jurusan elektronika. Setelah lulus dari Denki Tsunin University, ia bekerja di Sony.
Ken Kutaragi dikenal sebagai problem solved yang sangat bagus. Ia mendapatkan reputasi yang baik sebagai pemecah masalah, proyek-proyek Sony yang ditanganinya berhasil, termasuk proyek penciptaan Liquid Crystal Plays (LCDs) serta kamera digital yang membawa kesuksesan pada Sony.
Membuat Console Game
Ken Kutaragi mulai tertarik untuk menciptakan console permainan berawal pada akhir 1980-an, saat ia sedang melihat puterinya sedang memainkan sebuah Famicom milik Nintendo. Nalurinya mencium potensi bisnis video games tersebut hingga membuatnya memiliki sebuah ide untuk membuat console game sendiri. Sayang, saat itu eksekutif Sony kurang tertarik. Semangat-nya yang kuat untuk menciptakan video game akhirnya gagal.
Ide gemilang dari Ken Kutaragi untuk mencipakan sebuah console game terdengar oleh Nintendo, sebuah perusahaan console permainan yang berdiri pada tanggal 23 September 1889 di Kota Kyoto, Jepang yang saat ini menjadi pesaing Sony.
Image courtesy of www.surfear.net
Kebetulan dengan kesempatan Nintendo yang menginginkan bantuan Sony untuk membuat wave-table sound chip untuk SNES, Kutaragi langsung menerimanya. Walaupun telah bekerja sama dengan Nintendo, Sony masih memandang rendah video game.
Nintendo memintanya untuk menciptakan sebuah chip. Diam-diam, Kutaragi mengerjakan proyek rahasia untuk Nintendo. Didesainnya chip SPC700. Sayang, pihak Sony mencium hasil kerja itu. Kutaragi nyaris dipecat, seandainya CEO Sony, Norio Ohga, tidak turun tangan. Ia bahkan meminta Kutaragi menyelesaikan tugas sampingannya itu.
Ken Kutaragi terus meminta Sony untuk membiayai riset pembuatan Super NES CD, teknologi yang diaplikasi untuk PlayStation. Saat ambisi itu diragukan kalangan eksukutif Sony, sekali lagi Norio Ohga mendukungnya. Pada tahun 1990-an, akhirnya Sony secara resmi meluncurkan produk PlayStation.
Tidak perlu waktu lama, PlayStation segera terkenal dan mendatangkan banyak finansial untuk Sony. Hingga 18 Mei 2004, Sony telah memproduksi 100 juta PS. Tidak disangka meskipun bersaing dengan Nintendo dan SEGA yang sudah populer di Industri Video Game, Sony sukses dengan console milik mereka. Keberhasilan tersebut yang menjadikan Kutaragi presiden Sony Computer Entertainment pada tahun 1997.
Pada 30 November 2006, Ken Kutaragi digantikan oleh Kaz Hirai sebagai Presiden Sony Computer Entertainment. Ken sendiri dipromosikan sebagai ketua SCEI dan tetap menjadi CEO grup tersebut. Pada 26 April 2007, Ken dikabarkan akan pensiun. Akhirnya, dia diberikan jabatan sebagai Honorary Chairman. Pengganti Ken adalah presiden SCEI dan CEO saat ini, Kaz Hirai.
29 Juni 2011 setelah perombakan manajemen Sony, Ken diumumkan mundur dari jabatan sebagai Honorary Chairman pada 28 Juni. Meski mundur, dia tetap berada di Sony sebagai penasihat teknologi senior.
Saat ini, Ken Kutaragi yang pernah menjadi profesor tamu di Ritsumeikan University ini adalah presiden dan CEO Cyber Al Entertainment Inc. Dia juga menjadi anggota dewan Kadokawa Group Holdings, Inc., Nojima Corporation, dan Rakuten, Inc